Rabu, 11 Mei 2011

KENJUTSU

Kenjutsu adalah seni bela diri Jepang yang mengkhususkan pada penggunaan senjata pedang (katana).

Umumnya, kenjutsu lebih sering melakukan latihan dengan praktek berpasangan yang dilaksanakan dengan pola gerakan yang berasal dari kata, dibandingkan kata itu sendiri. Sebutan dari praktisi kenjutsu ialah kenjutsuka.

Kenjutsu juga memiliki beberapa aliran (atau Ryu) seperti Yagyū Shinkage-Ryu, Katori Shinto-Ryu, Kashima Shinto-Ryu, Kashima Shin-Ryu, Kashima Shinden Jikishinkage-Ryu, Hyoho Niten Ichi-Ryu adalah beberapa yang paling terkenal diantara yang lain. Beberapa perguruan-perguruan ini menjejaki keturunan mereka mulai dari awal era Tokugawa shogunate. Banyak perguruan lain yang mengikuti jejak mereka pada abad ke-14 Seperti Maniwa nên-Ryu (didirikan pada tahun 1368) , Tatsumi-Ryu (didirikan pada era Eishō 1504-1521) ,Kashima Shin-Ryu (didirikan pada tahun 1450).

Filosofi

Kenjutsu tidak bisa disamakan dengan iaidō atau iaijutsu. Iaidō adalah bela diri yang berdasar kepada unsur ‘menyatukan diri dengan alam’. Sedangkan, Iaijutsu adalah sebagai sebuah praktek yang dilakukan terhadap lawan dengan bersenjatakan pedang. Ada sebuah keeratan yang kuat antara iaijutsu dan kenjutsu dari beberapa aspeknya. Iaijutsu memungkinkan praktisi untuk menyempurnakan pelaksanaan teknik dan posisi tubuh dalam melakukan pelaksanaan dalam kenjutsu. Oleh karena itu, Iaijitsu tetaplah berbeda dengan Kenjutsu, tetapi, dalam Kenjutsu harus disertai Iaijutsu di dalamnya.

Perbedaan umum yang nampak dari iaijutsu dan kenjutsu adalah kondisi pedang di awal kata. Dalam iaijutsu, kata dimulai dari pedang yang masih bersarung. Pada Seni Bela Diri tradisional (koryū) fokus pada pergeseran tubuh yang stabil dan kepada kecepatan menarik pedang. Ini adalah perbedaan yang umum antara Iaijutsu dengan kenjutsu, di mana pada awalnya pedang dalam kedaan menghunus, dan penekanan pada kedua dasar dari Bela Diri, yaitu serangan dan pertahanan. Namun perbedaan ini tidak selalu konsisten karena beberapa bagian awal kata dalam kenjutsu juga memulainya dalam kondisi pedang bersarung.

Peralatan

Salah satu alat pelatihan kenjutsu yang umum digunakan adalah bokken (pedang kayu). Dengan berbagai alasan, banyak perguruan menggunakan bokken yang dirancang secara khusus, dengan mengubah bentuk, berat dan panjang sesuai dengan gaya atau aliran. Misalnya, bokken yang digunakan dalam aliran Yagyū Shinkage-Ryu relatif tipis agar sesuai dengan karakteristik perguruan yang mencirikan teknik pertarungnnya dengan lebih banyak menyerang. Atau, Kashima Shin Ryu yang memanfaatkan bokken yang agak tebal dari bokken yang biasa dipakai. Alasan ini tentu saja karena ciri teknik dari Kashima Shin Ryu berbeda dengan perguruan lain.

Beberapa perguruan juga menggunakan fukuro shinai (pedang bambu yang ditutup dengan kain atau kulit) dengan alasan dimana murid yang masih pemula masih kekurangan kemampuan mengkontrol kecepatan dan arah dari bokken, dan dengan tujuan sebagai sebuah bentuk dari perlindungan dan keselamatan terhadap murid. Perlu dicatat bahwa praktik menggunakan pedang bambu ini tidak diadopsi dari bela diri kendo. Karena sebenarnya, fukuro shinai yang digunakan daam kenjutsu sudah lebih dulu ditemukan sebelum pedang yang sejenis yang ada dalam bela diri kendo.