Sabtu, 20 Agustus 2011

Tradisi, tidak semua harus dipelihara

“Sesungguhnya doa yang segera terkabul adalah doanya kaum yang ikut slametan/tahlilan” ~ Hasil Riwayat Anonim

Sahih banget. Tadi sore pun terbukti masih relevan. Manusia tidak perlu menunggu lama sebelum doa terkabul. Cukup datang, duduk, doa-doa merdu barang sebentar, dan langsung dapat berkah. Berkahnya berupa “berkat” yang nilainya tergantung sang penyelenggara hajat.

Ehem…

Jadi, tadi sore saya ikut berdoa *muka insap*.

Weits… ini bukan cerita pengalaman spiritual kok, ini soal tradisi.

Jadi dalam undangan kali ini saya datang sangat awal. Selain ikut menyeret-nyeret kursi agar menyingkir demi umat, saya juga sempat ke dapur untuk meninjau dan mencicipi makanan yang akan dijadikan berkat. Disinilah saya menemukan sesuatu yang ganjil. Sesuatu yang jarang saya temui di acara slametan/tahlilan yang lain *emang jarang ikut juga sih*.

Ada beberapa ibu yang sibuk membungkus batang-batang rokok untuk disertakan dalam boks paket berkat. Jadi setiap boks berkat yang diterima umat akan disertai satu batang rokok. Supaya tidak terpapar minyak dari makanan yang lain, batang-batang rokok ini pun dibungkus plastik. Repot sekali.

“Memang adatnya disini gitu!” Jawaban yang saya terima saat menanyakan kenapa harus disertai rokok.

“Ya tapi udah tradisinya seperti itu!” Ini jawaban yang saya terima saat mencoba berargumen bahwa rokok itu tidak sehat, dan menyelipkan rokok ini bisa dianggap sebagai dukungan untuk terus merokok bagi perokok, dan agar mencoba rokok bagi yang belum.

Akhirnya sambil maklum saya bertanya untuk terakhir kali, “Gimana kalau tradisi ini tidak usah kita hormati saja? Nggak usah dijalankan?”

Dan jawabannya tentu saja tegas, “Nggak bisa, pokoknya tradisi harus dihormati!”

Rokoknya mungkin ngerusak paru-paru. Bungkus plastiknya juga mungkin merusak bumi. Tapi tradisi tetap harus dihormati. Mungkin pikir sang penyelenggara ini bukan masalah besar, toh bikin acara macam ini juga jarang, tidak pasti setahun sekali. Sekali-kali mendukung prilaku merusak tidak akan berpengaruh besar.

Kalau ibu-ibunya begitu, anak-anaknya akan tumbuh jadi gimana?