Industri rokok yang maha kuasa sedang mengubah manusia. Teman-teman anda, satu persatu sedang diubah jadi perokok yang taat. Tetangga anda, orang tua anda, pembantu anda, supir anda, boss anda, teman-teman mereka, semuanya sedang direkrut untuk jadi perokok yang taat. Lewat media cuci otak massal maupun pergaulan dengan umat yang taat, satu persatu anak Indonesia juga sedang dipengaruhi agar jadi perokok yang taat.
Bagai virus zombie dalam film fiksi, virus ketaatan terhadap rokok terus menular, perlahan tapi pasti akan terus meluas. Hanya masalah waktu sebelum berhasil menguasai manusia.
Manusia yang sudah berubah jadi perokok taat sangat sulit untuk lepas lagi. Bagai orang tercerahkan, tingkat kesadarannya meningkat ke level yang sulit dipahami orang awam. Wujudnya masih manusia, tapi cara berpikirnya sudah berubah. Rokok jadi mirip agama yang mengajarkan terror dan kekejian, di mata para “kafir” agama itu tampak berbahaya dan merusak, tapi di mata umatnya yang taat justru tampak suci dan harus disebarluaskan, bahkan dipaksakan.
Memahami ini, kita akan sadar bahwa usaha menyadarkan perokok akan lebih banyak membuang waktu dan energi. Daripada membuang energi berdebat dengan umat, lebih baik mulai bekerjasama dengan imam-imam mereka: Para investor dan owner industri rokok.
Industri rokok punya kekuatan yang maha besar. Dana yang luar biasa hingga mampu mensponsori event apapun termasuk olah raga. Dengan kekuatannya mereka mampu mempengaruhi pikiran manusia dengan berbagai cara. Salah satunya adalah iklan. Coba perhatikan iklan di berbagai media. Walau tak satupun yang menampilkan manusia sedang merokok, anda bisa lihat ide-ide yang sedang ditancapkan ke benak penonton:
Merokok itu jantan, sesuai selera lelaki.
Merokok itu bagus untuk yang panik dikejar deadline. Iklannya orang yang kebut-kebutan dan berkendara secara akrobatis di jalanan umum demi mempersembahkan sesuatu pada si kaya.
Merokok itu keluar dari kebiasaan mayoritas. Out of ordinary. Merdeka dari ‘perbudakan masyarakat’. Iklannya menampilkan muda mudi yang terbang dibawa gelembung entah kemana.
Merokok itu menghilangkan stress yang masih sedikit. Gelembung-gelembung diatas kepala, kalau masih kecil bisa langsung hilang.
Merokok itu setia kawan.
Merokok itu kreatif.
Gimana kalau pencitraan itu dikembangkan lagi demi kebaikan lebih banyak manusia. Dipercanggih. Difokuskan untuk mengubah prilaku perokok yang taat menjadi lebih baik. Image yang ditanam bisa seperti ini:
Perokok jantan nggak cuma penampilannya yang menawan, adabnya juga oke, tidak merokok sembarangan dan selalu membuang sampah pada tempatnya.
Perokok menghayati pluralisme, bisa gotong royong dengan golongan apapun.
Perokok itu cerdik dan waspada, tidak mudah jatuh dalam pembodohan dan adu domba.
Perokok itu anti korupsi, jujur lahir batin dengan integritas yang bisa diandalkan.
Perokok kalau jadi pejabat tetap sederhana, hidupnya diabdikan untuk kemajuan warga.
Perokok itu keren, menghargai bumi, tidak menggunduli hutan, selalu sigap dalam mendukung usaha melestarikan lingkungan.
Perokok itu peduli dengan kesehatan, rajin olahraga dan makannya tidak sembarangan. Membuat iklan seperti ini akan jadi usaha yang paling menantang :P
Perokok itu pintar, rajin sekolah dan lulus UN dengan sangat mudah atau menyelesaikan skripsi dengan semangat.
Perokok itu spiritualis nan keren, manusia tingkat tinggi yang merdeka dari perbudakan hawa nafsu.
Perokok itu penuh kasih, tidak hanya mengasihi diri sendiri, tapi juga semua mahluk lain. Hmmm…. mungkin iklannya seorang pertapa sedang merokok, eh… atau Bunda Theresa klepas klepus mungkin?
Dll.
Dengan cuci otak yang lebih canggih begitu, saya yakin industri rokok bisa mempengaruhi umatnya untuk berprilaku dengan lebih keren. Lebih baik. Bahkan jadi lebih baik daripada orang-orang awam yang tidak merokok.
Sekarang gimana mulainya, gimana aksesnya, gimana cara melobi para imam rokok ini supaya lebih peduli? Supaya tidak sekedar mengeksploitasi, tapi juga memperbaiki, mengembangkan dan memajukan