Sesungguhnya Kami-lah yang menyebabkan blog ini tercipta, dan kamilah yang akan memeliharanya, juga memberkati penulisnya, pembacanya, pemilik hostingnya, dan semua yang terkait dengan blog ini… Sesungguhnya blog ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada server yang terpelihara, tidak membacanya kecuali para pembaca yang disucikan
Selasa, 10 Mei 2011
copas
Ikan kecil bertanya pada ikan besar :
Ikan kecil : Aku sering mendengar ikan lain bicara tentang laut. Tapi
apa itu laut?
Ikan besar : Di sekelilingmu adalah laut.
Ikan kecil : Mengapa aku tidak bisa melihatnya ?
Ikan besar : Kamu tinggal, bergerak, dan hidup di laut. Laut ada di
dalam dan di luarmu. Laut memberimu kehidupan dan pada saat kematian
kamu kembali ke asalmu. Laut melingkupimu seperti dirimu sendiri.
Catatan : Ikan-ikan hidup di sungai dan didanau tidak menyadarinya.
Manusia hidup di lautan ZEN tetapi tidak mengenal hakikat ZEN. Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #1 on: 18 October 2007, 12:48:29 AM »Cerita Zen 2 - Membawa
gadis menyeberangi sungai
--------------------------------------------------------------------------------
Guru Zen Jepang Tanzan dan rahib muda Ekido bertemu dengan seorang
gadis cantik yang tidak bisa menyeberangi sungai kecil.
Tanzan : Aku akan menggendongmu menyeberangi sungai. (kata Tanzan
kepada gadis tersebut)
Setelah di seberang sungai.
Gadis : Guru, terima kasih dan selamat tinggal.
Tanzan dan rahib muda Ekido kemudian meneruskan perjalanan. Setelah
setengah hari perjalanan. Rahib muda Ekido berkata
Ekido : Guru, kita bhiksu tidak boleh mendekati perempuan. Mengapa
tadi anda menggendong gadis tersebut ?
Tanzan : Gadis mana yang kamu maksud ? Aku sudah menurunkannya sejak
tadi. Mengapa anda masih memikirkannya ?
Catatan : : Orang yang menggendong gadis tersebut melakukan tanpa
nafsu. Dia melakukannya dengan spontan dan tanpa pamrih. Bukankah
rahib muda yang punya nafsu ?
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #2 on: 18 October 2007, 12:49:12 AM »Cerita Zen 3 - Bila aku
tidak masuk neraka, siapa yang mau ??
--------------------------------------------------------------------------------
Seorang Umat bertanya pada master Zen.
Umat : Setelah hidup seratus tahun, kemana seorang bhiksu seperti anda
akan berakhir ??
Master : Aku akan menjadi keledai atau kuda.
Umat : Dan setelah itu ?
Master : Aku akan masuk neraka.
Umat : Tapi anda adalah simbol kebajikan. Mengapa anda turun ke neraka ?
Master : Bila aku tidak masuk neraka, siapa yang akan masuk neraka
untuk mencerahkanmu ??
Catatan :
Bila orang menghubungkan dharma dengan tempat yang bersih saja, apakah
ini berarti bahwa dharma tidak ada di tempat yang kotor seperti toilet
jorok? Dharma meliputi semua dan tidak punya tempat yang tetap. Dharma
ada di surga, tapi bukankah di neraka Dharma lebih diperlukan
Follow members gave a thank to your post:
miracle_boyzz
For this post, 1 member gave a thank you!
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #3 on: 18 October 2007, 12:50:37 AM »Cerita Zen 4 - Warna Bambu
--------------------------------------------------------------------------------
Seorang kaya mengundang seorang pelukis ternama untuk melukis lukisan bambu.
Orang Kaya : Wah, lukisan bambunya sangat indah. Sayang warna
bambu-nya merah. Salah.
Pelukis : Lantas, kamu mau bambu-mu warna apa ??
Orang Kaya : Hitam donk.
Pelukis : Siapa yang pernah tahu warna bambu hitam.
Catatan :
Kita sering menunjukkan kesalahan orang lain. Tetapi kesimpulan kita
belum tentu juga benar.
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #4 on: 18 October 2007, 12:51:21 AM »Cerita Zen 5 - Berdamai
dengan diri sendiri
--------------------------------------------------------------------------------
Ada seorang dokter militer yang mengikuti pasukan ke medan perang. Ia
mengobati tentara yang terluka di medan perang.
Bila pasiennya sembuh dari luka, mereka di kirim kembali untuk
bertempur. Akibatnya, mereka terluka lagi, lalu terbunuh.
Setelah melihat skenario ini berulang-ulang, dokter tersebut akhirnya
mengalami patah semangat.
Pikirnya : Bila seseorang ditakdirkan untuk mati, mengapa aku harus
menyelamatkannya ? Bila pengetahuian medisku ada gunanya, mengapa ia
pergi ke medan perang dan kehilangan nyawanya.
Dokter tersebut tidak memahami apakah ada artinya ia menjadi dokter
militer, dan ia sangat sedih sehingga ia tidak mampun menyembuhkan
orang lagi.
Karenanya, ia naik gunung untuk mencari seorang master Zen.
Setelah bersama seorang master Zen selama beberapa bulan ...
Akhirnya, ia mengerti masalah dia sepenuhnya. Ia turun gunung untuk
terus berpraktek sebagai dokter.
Katanya : INI KARENA AKU SEORANG DOKTER.
Catatan
Tidak meng-identifikasi diri sendiri dengan sesuatu atau menghubungkan
sesuatu dengan "aku" dan mengerti bahwa ide adanya "aku" yang berbeda
dari benda lain adalah noda, itulah kebijaksanaan sejati.
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #5 on: 18 October 2007, 12:52:24 AM »Cerita Zen 6 - Barang
antik jenderal
--------------------------------------------------------------------------------
Seorang Jendral perang sedang mengagumi barang antiknya yang sangat
berharga. Tiba-Tiba...
Jendral : AIYAH !!! Hampir saja jatuh... (saking terkejutnya, keringat
jendral bercucuran).
Kemudian dia berpikir : "Aku telah memimpin sepuluh ribu pasukan dalam
medan perang, dan tak pernah takut, bahkan tidak pernah takut mati.
Mengapa aku begitu cemas oleh cangkir sekecil ini "
Ia akhirnya menyadari bahwa kecintaan yang membawa rasa takut
kehilangan menyebabkan kecemasannya. Ia pun melempar cangkir itu
melewati bahunya dan cangkir itu hancur.
Catatan
Dimana ada pengetahuan dan perasaan untung serta rugi, ada kesenangan
dan kesedihan. Bisa mengatasi baik dan buruk, untung dan rugi adalah
keberuntungan sejati.
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #6 on: 18 October 2007, 12:53:08 AM »Cerita Zen 7 - Ke mana
orang pergi setelah mati ?
--------------------------------------------------------------------------------
Kaisar Jepang Goyozei sedang mempelajari Zen di bawah guru Zen Gudo Toshuku.
Raja : Dalam Zen, pikiran itu adalah Buddha, benar ??
Gudo : Jika kukatakan ya, kamu akan berpikir bahwa kamu mengerti tanpa
berusaha memahami, Jika kukatakan tidak, aku terpaksa membantah fakta
yang sudah dipahami orang banyak dengan baik.
Raja : Kemana orang suci pergi setelah mati ??
Gudo : Saya tidak tahu...
Raja : Mengapa kamu saja sampai tidak tahu ??
Gudo : Karena saya belum mati.
Catatan
Ketika hidup, orang harus menghargai keindahan dan misteri hidup
menurut pandangan orang hidup. Tidak perlu memikirkan tentang dunia
setelah mati. Hari ini, hiduplah untuk hari ini. Tidak perlu
mencemaskan esok hari karena kejadian esok akan datang esok hari.
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #7 on: 18 October 2007, 12:53:47 AM »Cerita Zen 8 - Bagaimana
berlatih Zen ?
--------------------------------------------------------------------------------
Seorang umat bertanya kepada guru Zen.
Umat : Orang seperti apa yang mempraktekkan Zen ?
Guru : Orang seperti saya.
Umat : Guru, bagaimana kamu melatih Zen ?
Guru : Berlatih Zen adalah mengganti pakaian, mandi, tidur dan makan.
Umat : Tapi Itu kan pekerjaan duniawi. Pelajaran pikiran yang
bagaimana yang bisa disebut dengan berlatih Zen ?
Guru : Menurutmu, apa yang aku lakukan setiap hari ?
Catatan
Latihan Zen berasal dari percakapan setiap hari, mencuci muka, makan
dan hal-hal seperti itu. Orang harus melakukannya dengan penuh
KESADARAN. Persepsi atas hakikat benda berasal dari melakukan hal-hal
itu dengan sepenuh hati.
Follow members gave a thank to your post:
miracle_boyzz
For this post, 1 member gave a thank you!
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
dilbert
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 97
-Receive: 161
Posts: 2.565
Reputasi: 72
Gender:
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #8 on: 18 October 2007, 12:54:30 AM »Cerita Zen 9 - Tidak ada
pengganti...
--------------------------------------------------------------------------------
Seorang umat bertanya kepada guru zen.
Umat : Bisakah anda membantu saya memahami arti Zen ?
Guru : Aku sangat ingin membantu, tapi sekarang aku harus buang air kecil dulu.
Guru beranjak dari tempat duduknya dan mendekati umat tersebut
kemudian berkata dengan suara lirih.
Guru : Coba pikirkan, bahkan untuk hal sepele seperti ini aku harus
melakukannya sendiri. Boleh tanya, bisakah kamu melakukannya untukku
Catatan
Untuk memahami masalah hidup dan mati, seseorang harus mengandalkan
dirinya sendiri. Orang lain tidak bisa melakukannya untukmu. Hanya
Mengandalkan penjelasan dari orang lain adalah seperti burung kakak
tua belajar bicara. Ia mengatakan apa yang diajarkan tapi tidak tahu
arti dari kata kata tersebut.
Logged
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan
--------------------------------------------------------------------------------
Suchamda
Sahabat Baik
Thank You
-Given: 0
-Receive: 3
Posts: 556
Reputasi: 15
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #9 on: 18 October 2007, 11:36:50 AM »Cerita Zen -10 : Belajar Zen
-------------------------------------
Di sebuah monastery Zen terdapat seorang master Zen dan seorang muridnya.
Untuk mengajarkan kesunyataan, maka di depan murid, sang Guru
mengangkat patung Buddha dari keramik dan kemudian menjatuhkannya
hingga pecah.
Murid terbengong sejenak dan kemudian merasa tercerahkan.
Setelah peristiwa itu, si murid mohon diri untuk turun gunung. Sang
Guru sedih dan hendak menahannya, tapi si murid bersikeras. Tak lama
kemudian, sang guru meninggal dan ada peristiwa2 yang menunjukkan
bahwa beliau telah menjadi Bodhisattva.
Si murid mengajarkan hal itu kepada masyarakat desa di kaki gunung.
Setiap ia menemukan pemilik rumah memiliki patung Buddha ia selalu
membanting dan memecahkannya. Demikianlah seterusnya, penduduk2 desa
itu mengajar ke desa-desa lain dimana orang2 semuanya mulai membanting
dan memecahkan patung Buddha. Mereka berkata : patung is patung, buang
ketahayulan!
Sampai suatu ketika terjadi gempa bumi dahsyat dan semua dari mereka
mati. Ternyata si murid dan mereka semua terlahir di neraka.
Koan : Perbuatan yang sama, tapi terlahir di tempat yang berbeda. Mengapa???
Hints:
- Belajar Zen harus memahami esensinya, bukan sekedar meniru
penampilan luarnya belaka.
- Apa yang nampak diluarnya mungkin sama, tapi proses dalam batin
adalah tanggung jawab masing2 pribadi.
- Belajar memutuskan kemelekatan janganlah menjadi sebuah kemelekatan
baru.« Last Edit: 18 October 2007, 11:47:47 AM by Suchamda » Logged
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali
Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho
--------------------------------------------------------------------------------
Hikoza83
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 0
-Receive: 10
Posts: 2.296
Reputasi: 60
Gender:
panda is so cute... ^-^
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #10 on: 07 November 2007, 02:00:02 AM »Cerita Zen - 11 :
DIALOG PERDAGANGAN UNTUK MENGINAP
--------------------------------------------------------------------
Asalkan memajukan dan memenangkan sebuah argumentasi tentang agama
Buddha dengan orang-orang yang tinggal di sana, seorang bhikshu kelana
boleh menginap di sebuah vihara Zen. Jika kalah, ia harus pergi dan
melanjutkan perjalanan.
Di sebuah vihara di belahan utara Jepang, tinggallah dua orang
bhikshu. Yang lebih tua adalah seorang terpelajar, sedangkan yang
lebih muda adalah orang bodoh dan hanya mempunyai sebuah mata.
Seorang bhikshu datang dan memohon untuk menginap. Sebagaimana
biasanya, ia menantang mereka untuk berdebat tentang ajaran yang
tertinggi. Saudara yang lebih tua, karena keletihan belajar sepanjang
hari itu, meminta saudara mudanya untuk menggantikannya. "Pergilah dan
hadapi dialognya dengan tenang," ia memperingatkan.
Demikianlah, bhikshu muda dan orang asing itu pergi ke altar dan
duduk. Tidak lama kemudian, pendatang itu bangkit dan menghampiri
saudara tua dan berkata, "Saudara muda anda adalah seorang yang
mengagumkan. Ia mengalahkan aku." "Ceritakan dialog itu kepadaku,"
kata saudara yang tua.
"Baiklah", jelas si pendatang, "Pertama-tama, saya mengacungkan sebuah
jari, melambangkan Buddha, Ia yang mencapai Pencerahan. Ia pun
mengacungkan dua jari, melambangkan Buddha beserta ajaran Beliau. Saya
mengacungkan tiga jari, melambangkan Buddha, ajaran, dan pengikut
Beliau, yang hidup dalam keharmonisan. Kemudian, ia melayangkan
kepalan tinjunya ke wajah saya, menunjukkan bahwa ketiga-tiganya
berasal dari kebijaksanaan. Demikianlah dia menang dan saya tidak
berhak untuk menetap." Setelah itu, si pendatang pun pergi.
"Kemanakah rekan itu?" tanya saudara muda, berlari menjumpai saudara tuanya.
"Saya tahu anda memenangkan perdebatan tadi."
"Menang apa! Saya ingin memukulnya."
"Ceritakanlah tentang perdebatan tadi," pinta saudara tua itu.
"Mengapa, begitu melihat saya, ia mengacungkan satu jari, menghina
saya dengan menyindir bahwa saya hanya mempunyai sebuah mata. Oleh
karena ia adalah pendatang, saya kira saya harus bertindak sopan
terhadapnya, sehingga saya mengacungkan dua jari, bersyukur baginya
karena mempunyai dua mata. Kemudian, bedebah yang tidak sopan itu
mengacungkan tiga jari, menyiratkan bahwa di antara kita berdua hanya
ada tiga bola mata. Oleh karenanya, saya marah dan mulai meninjunya,
tetapi ia berlari keluar dan perdebatan itu pun berakhir."
Sumber: Buku Daging Zen, Tulang Zen. Logged
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]
--------------------------------------------------------------------------------
oddiezz
Sahabat
Thank You
-Given: 0
-Receive: 0
Posts: 323
Reputasi: 12
Gender:
in vain
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #11 on: 09 November 2007, 03:59:01 PM »Pemotong Batu
Pada jaman dahulu, di sebuah kaki gunung, hiduplah seorang pemotong
batu untuk bahan bangunan yang merasa tidak puas akan kehidupan dan
statusnya di dunia.
Suatu hari ia pergi ke kota dan melintasi rumah seorang saudagar kaya
raya. "Betapa enaknya jadi orang berpunya, tinggal di rumah megah,
berpengaruh dan tiada kurang suatu apa!", bathinnya. Ia merasa iri dan
berharap bisa seperti saudagar itu. Alangkah kagetnya ia, entah kenapa
tiba-tiba saja ia menjadi seorang saudagar hartawan, menikmati segala
kemewahan, memiliki kekuasaan, serta diirikan oleh orang yang hidupnya
kurang sejahtera.
Suatu hari orang pejabat tinggi negeri yang ditandu dalam sebuah joli
mewah melewati rumahnya diiringi oleh para prajurit. Setiap orang di
sepanjang jalan bagaimanapun status ekonominya harus berhenti,minggir
ke tepi jalan, dan membungkuk menghormat kepadanya."Betapa berkuasanya
dia," pikirnya, "Aku ingin menjadi pejabat tinggi negara!"Terjadilah!
Seketika ia menjadi seorang pejabat tinggi negara yang berkuasa,
ditandu kemana -mana di atas joli diiringi oleh sepasukan prajurit,
dihormati sekaligus ditakuti rakyat.
Suatu hari di musim panas, ketika melakukan inspeksi keliling, sengat
matahari telah membuatnya tidak merasa nyaman dan gerah. Disibakkannya
tirai joli, sambil memandang matahari yang tampak gagah di langit, ia
berkata, "Betapa hebatnya matahari, andai aku bisa jadi matahari"Lalu
ia menjadi matahari, bersinar sepanjang masa, menyengat segala sesuatu
dan setiap orang dengan teriknya, serta diumpat kala musim panas oleh
petani yang bekerja di ladang.
Tetapi sekali waktu segumpal awan hitam menghalanginya sehingga
sinarnya tidak dapat mencapai bumi. "Betapa hebat awan hitam badai
ini," pikirnya,"Aku berharap ingin jadi awan badai."Ia kemudian
menjadi awan hitam, berarak kian kemari dari suatu tempat ke tempat
lain dan dibenci oleh setiap orang. Namun suatu hari sebuah kekuatan
besar telah membuatnya buyar. Angin. "Betapa kuatnya ia," bathinnya,
"Semoga aku bisa jadi angin!"
Seketika ia berubah menjadi angin, yang bisa mengangkat atap-atap
rumah, mencerabut pohon-pohon dari akarnya, serta menimbulkan ombak
besar yang meneggelamkan perahu-perahu di lautan. Ditakuti oleh apapun
yang ada di bawahnya. Tapi suatu hari, sesuatu yang besar dan kuat
mampu menghalangi kekuatannya betapupun kuat ia meniupnya. Sebuah batu
karang yang membukit. "Betapa kuatnya ia,"serunya," betapa ingin aku
menjadi karang."
Ia kemudian berubah menjadi batu karang yang kuat. Tak bergeming dari
tempatnya dari jaman ke jaman. Akan tetapi suatu hari, ia merasa ada
sesuatu yang berubah pada dirinya, sebuah palu godam besar yang secara
berirama dihantamkan pada sebuah pahat perlahan lahan telah melobangi
permukannya yang keras, dan akhirnya memotong-motongnya bagian demi
bagian. "Siapakah yang lebih kuat dari aku, sang karang?" herannya.
Ia menengok jauh ke bawah dan melihat seorang pemotong batu.
Logged
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!
--------------------------------------------------------------------------------
Ocean Heart
Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 80
-Receive: 351
Posts: 7.123
Reputasi: 203
Gender:
• Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About
Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #12 on: 07 January 2008, 09:35:16 AM »Zen Buddha
Buddha berkata : " Bagiku kedudukan raja dan penguasa bagai butiran
debu, Aku melihat harta emas permata bagai bata dan batu, Aku melihat
jubah sutra terhalus bagai kain usang, Aku melihat alam semesta yang
maha luas ini bagai seonggok bebijian, dan Danau terbesar di India
bagai setetes minyak di kaki - Ku.
Bagiku pengetahuan tertinggi pembebasan bagai benang emas dalam mimpi, dan
memandang jalan mulia mereka yang tercerahkan bagai bunga-bunga yang
muncul di mata seseorang.
Aku melihat meditasi sebagai pilar sebuah gunung, Nirvana bagai mimpi
di siang bolong.
Aku melihat penilaian benar atau salah bagai liukan tarian seekor
naga, dan memandang timbul tenggelamnya
keyakinan tak lain bagai jejak-jejak yang di tinggalkan oleh ke empat musim.
( di kutip dari buku 101 Koan Zen , Yayasan penerbit Karaniya )
Logged
Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy
Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com
--------------------------------------------------------------------------------
tesla
KalyanaMitta
Thank You
-Given: 153
-Receive: 301
Posts: 5.181
Reputasi: 101
Gender:
bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #13 on: 08 January 2008, 11:50:22 AM »Quote from: dilbert on
18 October 2007, 12:48:29 AM
Cerita Zen 2 - Membawa gadis menyeberangi sungai
--------------------------------------------------------------------------------
Guru Zen Jepang Tanzan dan rahib muda Ekido bertemu dengan seorang
gadis cantik yang tidak bisa menyeberangi sungai kecil.
Tanzan : Aku akan menggendongmu menyeberangi sungai. (kata Tanzan
kepada gadis tersebut)
Setelah di seberang sungai.
Gadis : Guru, terima kasih dan selamat tinggal.
Tanzan dan rahib muda Ekido kemudian meneruskan perjalanan. Setelah
setengah hari perjalanan. Rahib muda Ekido berkata
Ekido : Guru, kita bhiksu tidak boleh mendekati perempuan. Mengapa
tadi anda menggendong gadis tersebut ?
Tanzan : Gadis mana yang kamu maksud ? Aku sudah menurunkannya sejak
tadi. Mengapa anda masih memikirkannya ?
Catatan : : Orang yang menggendong gadis tersebut melakukan tanpa
nafsu. Dia melakukannya dengan spontan dan tanpa pamrih. Bukankah
rahib muda yang punya nafsu ?
keren... Logged
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia
adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak
ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~
--------------------------------------------------------------------------------
ini yah...
bagus...
apa lagi kalau di tambah dengan contoh dalam kehidupan sehari hari..
saya juga suka baca buku zen...
hanya kadang - kadang kurang paham..